a. Keperiodikan sifat oksida
Oksigen dapat membentuk senyawa (oksida) dengan hampir semua unsur, kecuali beberapa gas mulia. Inilah alasan mengapa oksigen awalnya digunakan sebagai standar massa atom. Ketika prosedur untuk menentukan massa atom belum disepakati secara penuh, saat itu lebih nyaman digunakan ”ekuivalen”, yakni kuantitas zat yang tepat bereaksi dengan sejumlah tertentu oksigen. Bahkan hingga kini, membandingkan sifat oksida sama pentingnya dengan membandingkan sifat unsur-unsurnya.Produk reaksi antara oksida dan air biasanya memiliki gugus hidroksi. Sebagaimana akan didiskusikan nanti, banyak oksida bersifat asam bahkan bila oksida-oksida ini tidak memiliki hidrogen.
Oksida logam alkali atau alkali tanah kurang lebih akan larut dalam air dan menunjukkan sifat basa. Natrium oksida Na2O adalah cntoh khas oksida basa. Jadi,
Na2O(s) + H2O → 2Na+(aq) + 2OH¯(aq) (5.5)
Al2O3 + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2O (5.6)
Al2O3 + 2NaOH + 3H2O → 2Na[Al(OH)4]2 (5.7)
Tabel 5.8 Bilangan oksidasi berbagai oksida nitrogen.
Bilangan oksidasi | Senyawa | Rumus Lewis |
-3 | Amonia | |
-2 | Hidrazin | |
-1 | Hidroksilamin | |
0 | Nigtrogen | |
1 | Dinitrogen oksida | |
2 | Nitrogen oksida | |
3 | Dinitrogen dioksida | |
4 | Asam nitrat |
b. Keperiodikan sifat hidrida
Sebagian besar unsur golongan utama menghasilkan hidrida ketika bereaksi dengan hidrogen, tetapi kestabilan hidridanya bergantung pada letak unsur dalam tabel periodik.
Tabel 5.9 Keasaman dan kebasaan oksida unsur golongan utama.
sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/sistem_periodik/keperiodikan-sifat-senyawa-sederhana/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar