Jumat, 21 September 2012

Dasar-Dasar Teori Kuantum Klasik


       a.       Spektrum atom
Spektrum atom adalah panjang gelombang cahaya khas bagi  suatu atom. panjang gelombang spektrum atom adalah  5,890 x 10-7 m dan 5,896 x 10-7 m.
Fisikawan Swiss Johann Jakob Balmer (1825-1898) memisahkan cahaya yang diemisikan oleh hidrogen bertekanan rendah. Ia mengenali bahwa panjang gelombang λ deretan garis spektra ini dapat dengan akurat diungkapkan dalam persamaan sederhana (1885). Fisikawan Swedia Johannes Robert Rydberg (1854-1919) menemukan bahwa bilangan gelombang σ garis spektra dapat diungkapkan dengan persamaan  σ = 1/ λ = R{ (1/ni2 ) -(1/nj2 ) }cm-1

b.      Teori Bohr
1.      Elektron dalam atom diizinkan pada keadaan stasioner tertentu.
2.      Tidak ada energi yang dipancarkan bila elektron berada dalam keadaan stasioner ini.
3.      Dalam keadaan stasioner manapun, elektron bergerak dalam orbit sirkular sekitar inti.
4.      Elektron diizinkan bergerak dengan suatu momentum sudut yang merupakan kelipatan bilangan bulat h/2π, yakni (mvr = n(h/2π), n = 1, 2, 3,….).
c.       Spektra atom hydrogen
Menurut teori Bohr, energi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atom berkaitan dengan perbedaan energi dua keadaan stationer i dan j. Jadi, ΔE = hν = │Ej – Ej│= (2π2me402h2 )ï¼»(1/ni2 ) -(1/nj2 )ï¼½ nj > ni dan bilangan gelombang radiasi elektromagnetik diberikan oleh: ν = me4/8ε02n2h3)ï¼»(1/ni2 ) -(1/nj2 )ï¼½.
d.      Hukum Moseley
Hukum Moseley adalah  hubungan antara panjang gelombang λ sinar- X berkaitan dengan muatan listrik Z inti.
1/λ = c(Z – s)2 … (2.11)
c dan s adalah tetapan yang berlaku untuk semua unsur, dan Z adalah bilangan bulat.

e.       Keterbatasan teori Bohr
Teori Bohr adalah satu langkah ke arah teori struktur atom yang dapat berlaku bagi semua atom dan ikatan kimia. Pentingnya teori Bohr tidak dapat diremehkan karena teori ini dengan jelas menunjukkan pentingnya teori kunatum untuk memahami struktur atom, dan secara lebih umum struktur materi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar